Film ini berjudul “Tanda Tanya” yang disutradai oleh Hanung Bramantyo. Ia adalah seorang sutradara Indonesia yang lahir pada tanggal 1 Oktober 1975. Selain menjadi sutradara, ia juga adalah seorang produser, penulis scenario, dan actor Indonesia. Ia memulai karirnya sebagai seorang sutradara pada tahun 2004 dengan film berjudul ‘Brownies’ yang memenangkannya kategori Sutradara Terbaik di Festival FIlm Indonesia 2005. Setelah itu ia melanjutkan karirnya  dengan banyak lagi karya-karya yang memberikannya penghargaan dan nama yang tidak bisa dilupakan.

Film ini mengangkat isu yang sensitif, sehingga banyak pihak yang tersinggung bahkan memprotes. Walau begitu, film ini masuk ke berbagai nominasi film seperti di FFI 2011, FFB 2012, dan lainnya. Dalam tiga hari pun, film ini berhasil meraih kurang lebih 100.000 penonton. Pencapaian tersebut menghasilkan box office local tahun 2011

Film yang berlatar tempat di Semarang ini mengisahkan tentang orang-orang yang memiliki berbeda kepercaya namun hidup secara berdampingan di dalam perbedaan tersebut. Tentu dalam perbedaan tersebut, terjadi pro dan kontra yang juga sering terjadi disekitar kita. Terdapat tiga agama yang diceritakan dalam film ‘Tanda Tanya’ ini, yaitu agama Islam, agama Katolik, dan agama Buddha. Tentunnya dalam film ini, ciri khas seperti cara beribadah tiap agama ditunjukkan sehingga kita bisa melihat dengan sangat jelas bagaimana mereka bisa menghargai agama yang tidak mereka peluk.

Film ini bisa terciptakan atas pandangan sang sutradara, Hanung Bramantyo tentang kehidupan beragama di Negara Indonesia ini. Banyak sekali kasus seperti penusukan maupun umat agama yang tidak bisa beribadah. Tidak seperti film-film sebelumnya, Hanung Bramantyo dapat menuang idealismenya secara 100% ke dalam film ini. Dalam film ini juga, ia dapat bereksplorasi dengan ide dan gaya penyutradaraan ala dirinya sendiri.

Film ini diawali dengan pengenalan tokoh utama dengan kegiatan sehari-hari mereka. Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie, pasangan Tionghoa-Indonesia yang memiliki sebuah restoran, serta putra mereka, Hendra yang sering menentang anjuran orang tuanya untuk menerus restoran keluarga mereka. Pasangan muslim, Soleh dan Menuk yang sering berkonflik karena perbedaan pendapat, namun mereka dapat menyelesaikannya dengan bijaksana. Kemudian Rika  dan Abi, ibu dan anak yang memeluk agama Islam. Mereka berdua memiliki hubungan yang erat dengan Surya, seorang yang telah menjadi actor selama 10 tahun, namun tak kunjung mendapat peran utama.

Menuk bekerja di restoran Tan Kat Sun walaupun restoran tersebut menjual daging babi, namun mereka tidak masalah karena sang pemilik, Tan Kat Sun, sangat menghargai pegawai-pegawainya yang beragama Islam. Ia membedakan peralatan masak untuk memasak daging babi dengan yang bukan daging babi. Ia selalu memberikan waktu shalat kepada pegawainya dan memberi hari libur yang panjang saat hari raya seperti Hari Raya Idul Fitri. Berkat rasa hormat Tan Kat Sun kepada pegawainya, pegawainya pun sangat hormat kepada Tan Kat Sun.

Langkah besar yang diambil Rika dalam berpindah agama  membuat sang anak, Abi memiliki rasa kesal karena menurutnya, ibunya telah berubah. Namun abi sangat taat pada agamanya sehingga ia langsung meminta maaf pada ibunya. Rika yang memiliki hubungan erat dengan Surya. Rika membantu Surya untuk mendapatkan sebagai peran utama di drama Paskah yang diadakan oleh Gereja Rika. Mereka kemudian tumbuh menjadi sebuah hubungan yang lebih.

Film ini memiliki sinematografi yang sangat memanjakan mata penonton, Alur yang dimiliki cepat dan maju. Berkat alur cepat itulah film ini tidak terasa seperti 100 menit. Konflik-konflik yang terjadi sangat beragam dan sangat menggambarkan keadaan masyarakat, terutama kehidupan beragama masyarakat Indonesia. Sehingga membuat film ini sangat diminati oleh orang banyak karena keseruannya. Tentu tak kalah juga serunya dengan bermain slot, permainan slot hanyalah untuk mencari kesenangan jika memang menang itu hanyalah bonus dari keberuntungan.